/*.......... PERCOBAAN......................*/ /*........ PERCOBAAN......................*/

hukum kausalitas alam

Prolog
Prinsip kausalitas berbunyi ,“Segala sesuatu membutuhkan sebab untuk meng – ada, kecuali keberadaan itu sendiri.” Sifat penting kausalitas pertama adalah keselarasan; yaitu satu sebab yang sama akan menghasilkan akibat yang sama. Selain itu adalah sifat kesemasaan sebab dan akibat, serta sifat relasi eksistensial antara sebab dan akibat. Hukum ini adalah merupakan hukum yang beranggapan bahwa ketika bumi ini berputar seara jarum jam maka ada hukum yang bertindak lanjut seperti itu, apa yang kita rasakan bila kita mendapatkan kejadian yang memalukan di masyarakat tentu ada sebab yang melatarbelakanginya. Kejadian yang menimpa buruk keluarga kita bisa menjadi akibat perilaku buruk kita sewaktu muda ataupun nenek dan kakek kita dahulu, dan kejadian itu menimpa pada keluarga kita......

Imam sayfi’I rahoamhullah sangat berhati-hati sekali ketika melakukan sesuatu, untuk memakan makanan yang akan mengisi perutnya imam sayafii harus tahu betul yang ia makan halal ataukah haram. Jika halal dan boleh maka ia akan memakannya, akan tetapi jika sebaliknya maka ia akan meninggalkannya. Lain halnya dengan manusia sekarang, asala makan saja tanpa perduli halal ataukah haram makanan itu. Sungguh ironis, padahal makananlah yang menjadi suumber kebaiakan itu. Kullu lahmin niyabatan anil harom pa narru haulabihi. Hokum kausalitas yang di pakai oleh imam syafii sangat jelas, jika yang kita lakukan itu benar maka akan menguntungkan kita kelak.

Allah berfirman : “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”(Q.S.) Apa yang Allah sampaikan disini bukan hanya dalam pengertian sempit saja, melainkan pengertian yang amat luas. artinya jangan sampai keluarga kita melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan celaka, entah itu kecelakaan yang sifatnya duniawi ataukah bersifat ukhrawi. Hidup adalah tanggungan bapak dan ibu, merekalah yang akan bertanggung jawab atas apa yang  keluarga mereka perbuat selama hidup dialam yang fana ini. Hukum kausalitas yang ada disini sama dengan esensi imam syafii diatas.

Bencana-bencana yang telah terjadi seperti banjir, gunung meletus, dan sebagainya sehingga menyebabkan dunia ini menjadi kacau-bala, tak lain dan tak bukan adalah akibat hukum kausalitas pula, karena bencana-bencana ini pasti disebabkan oleh manusia itu sendiri baik secara sadar maupun tidak, yang jelas ada hubungnnya dengan yang namanya manusia. Allah telah menjelaskan bahwa “kerusakan yang ada di darat dan yang di laut disebabkan oleh tangan manusia”

Kaitan dengan kehidupan
Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari, tentu hukum ini sangat berhubungan erat sekali. Paradigma manusaia yang berbeda-beda menyebabkan hal ini sangat variatif dan membuat manusia berbeda-beda dalam memaknai hokum kausalitas ini. Imam sayafii berkata” barang siapa melakukan zina maka suatu saat keturunannya akan ditimpa hal yang demikian” sudah sangat jelas jika kita melakukan sesuatuy yang buruk tentu akan berakibat buruk pula  bagi  orang-orang setelah kita entah itu secara cepat maupun lambat.

Semua makhluk yang diciptakan oleh allah memiliki makna dan harus kita jaga dengan baik, bila kita tidak menjaganya melinkan malah mendzoliminya maka secara tidak langsung kita akn mendapatkan balasannya juga. Bumi ini disediakan untuk menjadi tempat tinggal manusia bila bumi ini selalu di perah dan di ambil kekeyaannya tanpa mementingkan akibat yang akan terjadi selanjutnya maka lama kelamaan kita akan binasa oleh bumi ini juga. Dan ini sudah sangat jelas sekali. Jika kita berbuat jahat kepada siapapun maka kejahatan yang telah kita lakukan secara tidak langsung akan berbalik kepada diri kita.

Saat ini allah menegur kita kembali yaitu dengan mengubah status gunung merapi dari normal menjadi status siaga, hal ini jika kita kaitkan dengan kehidupan saat ini, tentulah banyak sekali hal yang berhubungan dengan keseharian yang telah di perbuat. Jika tiap hari kesalahan makin bertambah maka semakin besar pula peringatan yang allah berikan kepada hambanya, seiring kesalahan itu di perbuat oleh manusia. adanya peringatan dari allah dengan gunung merapi di buat gerah tak lain merupakan bukti allah mengingatkan kepada umat manusia untuk selalu mengingatnya dan menjaga umat ciptaan nya sendiri.

Beberapa peringatan allah sudah sering diperlihatkan kepada hambanya melalui beberapa kejadian yang sudah sering kita saksikan di televisi terutama yang terbaru misalnya,  kejadian gunung meletus, banjir, dan kejadian alam lainnya. Sebenarnya allah telah berbicara kepada manusia melalui musibah tersebut, akan tetapi banyak manusia yang tidak sadar dengan yang demikian malah mengabaikan nya begitu saja.

Efek hukum kausalitas

Efek hukum kausalitas ini jika kita tanamkan secara benar dalam diri manusia, maka semua ekosistem yang ada di bumi ini akan mampu terjaga dengan baik, hanya saja sedikit sekali yang melakukannya. Baru-baru ini banjir bandang menghantam rumah-rumah warga dalam hitungan menit, seperti kejadian di kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama sudah seperti lautan. Banjir tersebut telah melumpuhkan seluruh aset warga, termasuk di dalamnya kehilangan nyawa dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang. Mereka mengatakan sebuah Tsunami kecil telah melanda kota kami. Kejadian ini mengingatkan kita pada bencana banjir bandang bahorok di Sumatera  Utara yang terjadi beberapa tahun silam. Jika kita kaitkan dengan hukum kausalitas maka ini jelas ada hubungannya

Semua manusia memiliki potensi, yaitu potensi ketuhanan. Jika potensi ini di jalankan dengan baik dan terus di jaga maka potensi syetan tidak mugkin mampu mengalahkan potensi ketuhannan. Semua ini di kembalikan kepada manusia itu jika mampu mengendalikannya maka ia mampu menjadi khalifah dan menjadi pelindung bumi ini, dalam artian ia akan menjadi manusia penjaga bukan manusia perusak. Beberapa kerusakan yang ada di alam dunia ini semua ini di sebabkan oleh ulah tangan manusia seperti, lapisan ozon rusak sehingga membuat cuaca tidak menentu dan sulit di perkiraan. Berbeda halnya dengan dahulu ketika masih terjaga, manusia tidak banyak dirugikan mereka bias memperoleh keuntungan dari tanaman yang mereka tanam. Akan tetapi sekarang semuanya sulit di kendalikan, tanamannnya sudah hamper di panen tapi malah dating banjir.

Manusia yang menjaga ekosisitem alam sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah perusak, sehingga tidak mampu mengendalikan semua kerusakan yang telah dilakukan oleh umat manusia yang hanya mementingkan diri sendiri tidak mementingkan orang lain. Sehingga wajar jika ekosistem yang saat ini sudah rusak mengakibatkan kerusakan dimana-mana karena tidak adanya keseimbangan lagi. Sebenarnya kerusakan ini bisa diperbaiki dengan cara menyadarkan manusia untuk menjaga alam ini dengan cara dari yang paling kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya, mengadakan reboisasi lahan-lahan yang gundul, menemukan alat-alat baru yang mampu ramah lingkungan, dan banyak lagi hal yang bisa dilakukan yang mana bertujuan mengembalikan keseimbangan ekosistem alam ini.

Epilog

Allah swt menciptakan dunia ini sebagai tempat yang sangat indah dan nyaman bagi hambanya, kita tidak bisa membayangkan jika planet Pluto yang menjadi tempat tinggal kita, alangkah sedikitnya kemungkinan kita untuk mampu hidup disana. Alangkah beruntungnya manusia bisa hidup dan menempati planet bumi ini yang di dalamnya terdapat tumbuh-tumbuhan, pasangan hidup, harta, dan sebagainya. Oleh karena itu, maka manusia wajib bersyukur.  Syukur bukan hanya mengakui bahwa semua yang telah allah berikan kepada kita, ini hanya makna kecilnya  akan tetapi tidak hanya itu, menjaganya dari kerusakan merupakan sikap syukur kepada allah juga, sebab jika kita di beri akan tetapi tidak mampu menjaganya maka sia-sialah apa yang telah diberikan allah kepada kita semua. 

Dengan adanya hukum kausalitas ini tentulah akan menjadaikan mausia untuk berhati-hati dalam bertindak, bahkan menjadi tolok ukur untuk lebih baik dalam menjalani hidupnya. imam sayfii ra. telah memberikan contoh yang riil dalam kehidupannya, serta bagai mana ia begitu hati-hati dengan apa yang ia lakukan. Seluruh manusia pastilah mengharapkan kebahagiaan, dan kedamaian. Akan tetapi, hal ini terasa sangat langka, dan sangat mustahil dilakukan karena melihat kondisi manusia seperti sekarang ini, mereka hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya. Jika kita bersyukur dalam pengertian yang luas maka semua kerusakan bisa menjadi berkurang.

“Manusia hanya mampu berusaha namun allah yang menentukan” maka yang harus dilakukan oleh manusia adalah bertawakal kepada allah. Mudah-mudahan kita termasuk manusia yang bersyukur serta mampu menjaga ciptaan allah swt.[]Wallahualam bissowabi

Amir Hamzah (09422019)
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Agama Islam UII

[1] Amir hamzah,mahasiswa  prodi PAI/UII /09 aktif sebagai peneliti dan pemerhati pendidikan.
Share this post :

Posting Komentar

Lowongan Kerja & Info Lomba

Popular Post

Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. el_munsih678 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Editing by Amir Hamzah
Proudly powered by Blogger